Langsung ke konten utama

Postingan

Sebuah Pesan untuk Sahabat

Teman, satu komponen paling penting dalam hidup, menurut saya. Mengapa? Karena saya begitu suka ada di sekitar mereka. Dengan mereka, saya belajar banyak hal. Sifat-sifat berbeda yang saya temui setiap hari, terkadang membuat jengkel, munculkan tawa, pun tangis yang dalam. Mencoba mengerti macam-macam kesukaan mereka dan hal-hal yang mereka benci. Mencoba paham akan keinginan mereka dan sifat-sifatnya yang berbeda. Saya bangga memiliki mereka, saya senang bersama mereka, saya suka belajar hal-hal baru dengan mereka, dan ditemani tumbuh bersama. Seringkali rindu datang, memaksa untuk segera bertemu. Mereka sudah menjadi tempat saya lupa akan masalah, membuat saya lupa kalau saya sedang sakit pun ketika dalam posisi buruk. Dengan manisnya, selalu menyambut dengan hangat pelukan ketika saya terpuruk. Mereka tidak pernah bosan, tidak pernah menolak apapun yang saya sampaikan, mendengar tanpa menginterupsi, memberi respon baik dan selalu tersenyum di akhir. Canda mereka luar biasa menyenang
Postingan terbaru

Jatuhku yang Pertama

Tiba-tiba hariku terlempar jauh pada kejadian 6 tahun lalu, dimana untuk pertama kalinya aku jatuh cinta. Entah mengapa detak itu hadir saat pertama kali melihatnya. Hanya 5 detik, namun mampu terbayang hingga terbawa mimpi. Dia seorang senior, berbeda satu tahun denganku, menjabat sebagai salah satu anggota osis yang waktu itu mengospek angkatanku. Dia tak segalak senior yang lain, senyumnya selalu muncul dan ucapannya dibumbui sedikit humor membuat para junior ikut tertawa, sama seperti diriku. Tak jarang siswi baru menyapa dan melempar senyum padanya, namun tidak denganku. Aku tak cukup berani untuk sekedar menyapa, hanya berani bertanya namanya melalui teman. Sebutlah aku pengecut, aku tak begitu mengerti cinta waktu itu, yang aku tahu hari itu jantungku berdegup tidak seperti biasanya. Hari terus berlalu, mataku selalu tertuju padanya. Dalam keramaian pun, ia tetap terlihat. Aku suka senyum dan tawanya, menenangkan dan membuatku ikut tersenyum. Entah dorongan dari mana, salah sa

Jarak itu...

Jarak, selalu jadi permasalahan dalam setiap hubungan, menjadi titik seseorang seringkali jenuh dan mengakhiri segalanya dalam satu waktu.  Jarak, membuat tawa yang seringkali kita dengar menjadi sedikit pudar seiring berjalannya waktu. Jarak, kian kali memancing rindu. Jarak, menjadi salah satu alasan untuk cepat bertemu dalam waktu yang tidak penah bisa ditentukan. Jarak, terjadi antara aku dan kamu. Tak peduli berapa banyak definisi jarak yang kuketahui, kamu tetap saja jauh. Mendengar suara dan tahu kabarmu saja rasanya sudah cukup. Mendapat pesan disela sibukmu saja aku sudah luar biasa bahagia. Kali ini aku paham, jarak kerap kali jadi pemanis suatu hubungan. Rindu tak akan tercipta jika jarak tak ada. Jenuh, akan selalu tercipta kalau saja jarak tak ada. Namun kamu, selalu hebat karena tetap menjadi pusat pikirku tiap waktu.

Benang dan Layangan

Menahan rindu dan sakit selama berbulan-bulan. Bukan karena LDR. Bukan karena ia ingin. Namun, sebuah keterpaksaan. Sebut saja ia, Gwen.  Gadis blasteran setengah arab itu duduk di salah satu bangku cafe paling ujung, tempat yang jarang ditempati para pengunjung. Ia menatap dalam ponselnya. Memperhatikan wajah laki-laki itu, wajah yang telah membuatnya berkali-kali menangis, berkali-kali terpuruk. Laki-laki yang dengan tega mencampakkannya. Miris.  Ia masih ingat betul bagaimana kejadiannya. Saat itu ia memang sedang terlibat masalah dengan laki-laki itu, Randy. Tanpa persetujuan, Randy pergi meninggalkan Gwen dan meninggalkan sejuta pertanyaan. Ia menjauhi Gwen. Hal itu membuat Gwen frustasi, pasalnya ia tak tahu mengapa Randy menjauhinya.  Berkali-kali ia harus menahan emosinya ketika mendapat kabar bahwa laki-laki itu sedang bersama wanita lain. Mungkin wanita lain itu memang temannya, namun Gwen tak suka dan tak ingin mendengar gosip itu lagi.  Emosinya meluap, ia mengetik

Janji

Tahukah kamu rasanya tersiksa saat menunggu janjimu terpenuhi? Bukan sekedar janji untuk bertemu atau untuk mengerjakan tugas bersama. Namun, janji yang meyakinkan segala rasa, membawa seluruh perasaan tertuang ke dalamnya.  Janji, Satu kata yang membuat semua orang akan kesal jika tidak ditepati. Yang membuat semua orang sebal menunggunya.  "Aku janji, setelah semua ini selesai, aku akan datang kembali." Suatu janji bisa menjadi serentetan kata tanpa arti. Namun, kata itu bisa pula menjadi tanggungan yang berat untuk seseorang. Bagi mereka yang ingin menepatinya, pasti menjadi suatu yang berat. Namun, bagi mereka yang menganggap janji itu hal biasa, ia takkan pernah memikirkan janji it Janji, Satu kata yang berat. Satu kata yang membuat orang gundah. Bisakah kita tak mengucap janji dan cukup membuktikannya?  Jangan membuat seseorang disana menunggumu hanya karena sebuah janji, sebuah janji yang belum dipastikan dapat dipenuhi. Kalian tahu apa rasany

Senja Tanpa Bintang

Senja tanpa bintang Jauh, jauh dari kata indah. Jauh, jauh dari kesan elok. Jauh, jauh dari sebutan rupawan. Itu adalah, aku. Aku yang mulai berjalan sendiri, aku yang tak lagi denganmu, aku yang hanya dapat menatapmu dari kejauhan, aku yang menunggumu disini. Entah mengapa, tanpamu rasanya sulit untuk bernafas. Kehilangan jejak arah tujuan. Mencari, meneliti setiap hadirmu di sekitarku. Menyembunyikan perasaan yang tak seharusnya ada. Mencaci diri yang tak pernah mau mengalah.  Aku tak pernah bisa membaca arti hadirmu. Kamu, selalu datang, hidup di duniaku di saat orang lain bahkan enggan melirikku. Kamu, selalu ada si setiap tiadaku. Kamu, selalu mencari kekuranganku tanpa peduli kelebihanku. Dan yang terakhir, kamu sulit terhapus dari ingatanku. Senja kali ini tampak berbeda. Hembusan angin tak terasa olehku. Mungkin ia menghilang mengikuti jekak hilangnya dirimu. Mungkin ia pun bosan berhadapan denganku. Mungkin ia lelah melihatku yang tak memiliki perubahan, sama sepert