Teman, satu komponen paling penting dalam hidup, menurut saya. Mengapa? Karena saya begitu suka ada di sekitar mereka. Dengan mereka, saya belajar banyak hal. Sifat-sifat berbeda yang saya temui setiap hari, terkadang membuat jengkel, munculkan tawa, pun tangis yang dalam. Mencoba mengerti macam-macam kesukaan mereka dan hal-hal yang mereka benci. Mencoba paham akan keinginan mereka dan sifat-sifatnya yang berbeda. Saya bangga memiliki mereka, saya senang bersama mereka, saya suka belajar hal-hal baru dengan mereka, dan ditemani tumbuh bersama. Seringkali rindu datang, memaksa untuk segera bertemu. Mereka sudah menjadi tempat saya lupa akan masalah, membuat saya lupa kalau saya sedang sakit pun ketika dalam posisi buruk. Dengan manisnya, selalu menyambut dengan hangat pelukan ketika saya terpuruk. Mereka tidak pernah bosan, tidak pernah menolak apapun yang saya sampaikan, mendengar tanpa menginterupsi, memberi respon baik dan selalu tersenyum di akhir. Canda mereka luar biasa menyenang
Tiba-tiba hariku terlempar jauh pada kejadian 6 tahun lalu, dimana untuk pertama kalinya aku jatuh cinta. Entah mengapa detak itu hadir saat pertama kali melihatnya. Hanya 5 detik, namun mampu terbayang hingga terbawa mimpi. Dia seorang senior, berbeda satu tahun denganku, menjabat sebagai salah satu anggota osis yang waktu itu mengospek angkatanku. Dia tak segalak senior yang lain, senyumnya selalu muncul dan ucapannya dibumbui sedikit humor membuat para junior ikut tertawa, sama seperti diriku. Tak jarang siswi baru menyapa dan melempar senyum padanya, namun tidak denganku. Aku tak cukup berani untuk sekedar menyapa, hanya berani bertanya namanya melalui teman. Sebutlah aku pengecut, aku tak begitu mengerti cinta waktu itu, yang aku tahu hari itu jantungku berdegup tidak seperti biasanya. Hari terus berlalu, mataku selalu tertuju padanya. Dalam keramaian pun, ia tetap terlihat. Aku suka senyum dan tawanya, menenangkan dan membuatku ikut tersenyum. Entah dorongan dari mana, salah sa